Air tenang menghanyutkan
Orang yang rendah hati (cenderung pendiam), biasanya banyak pengetahuannya
Anjing menggonggong kafilah berlalu
Jalan terus, tidak mengindahkan rintangan
Ada rupa ada harga
Harga sesuatu barang itu menurut mutunya
Air beriak tanda tak dalam
Orang yang sombong (banyak omong tak berguna), biasanya ilmunya kurang
Bau busuk tak berbangkai
Fitnah (celaan) yang tidak benar
Alah bisa karena biasa
Segala kesulitan tidak akan terasa setelah terbiasa
Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang juga
Budi baik itu tidak akan dilupakan orang
Api nan tak kunjung padam
Bersemangat terus menerus
Ayam bertelur, pantat kita yang sakit
Orang yang menderita karena orang lain memperoleh kesenangan/kebahagiaan
Ayam mati di atas padi
Menderita kekurangan di tempat yang makmur
Bagai menghitung bulu kambing
Pekerjaan yang sangat sulit atau sia-sia
Belum beranak sudah ditimang
Sudah bersenang-senang sebelum tercapai maksudnya
Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian
Bersusah payah dahulu, kemudian baru bersenang-senang
Besar pasak daripada tiang
Pengeluarannya (belanjanya) lebih besar dibandingkan pemasukannya (pendapatannya).
Buang air keruh ambil air jernih
Memulai kehidupan baru
Di luar bagai madu, di dalam bagai empedu
Kelihatannya baik, tetapi sebenarnya jahat
Diam dalam seribu bahasa
Diam sama sekali
Gajah mati meninggalkan gading
Orang baik meninggalkan nama baik
Garam di laut, asam di gunung, bertemu dalam belanga
Laki-laki dan perempuan kalau jodoh bertemu juga akhirnya
Hitam bagai pantat belanga
Keburukan tabiat seseorang
Kebanyakan halilintar kurang hujan
Banyak cakap kurang hasilnya
Makan hati berulam jantung
Menderita karena perbuatan orang yang sangat dekat dengannya
Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih
Nasib buruk tak dapat dihindari, demikian pula nasib baik tak dapat dicari-cari
Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri
Tidak dapat menerima ajaran/omongan yang diberikan
Memikul di bahu menjunjung di kepala
Mengerjakan sesuatu sesuai aturan
Menepuk air di dulang
Menceritakan keburukan diri (keluarga)
Menerka ayam di dalam telor
Memastikan sesuatu yang mustahil ditentukan
Menghapus arang di muka
Menghapus malu
Mengukur baju di badan sendiri
Mengukur baik/buruk sesuai perasaan sendiri
Menjemur bangkai ke atas bukit
Memperlihatkan aib (cela) diri sendiri
Murah di mulut, mahal di timbangan
Banyak berjanji tetapi tidak menepatinya
Musuh jangan di ladang, selisih jangan dicari
Perselisihan jangan dicari-cari
Nasi sudah menjadi bubur
Sudah terlanjur
Rambut sama hitam, hati masing-masing
Setiap orang berlainan pendapat
Ringan sama dijinjing berat sama dipikul
Bersama-sama dalam susah dan duka (bergotong royong mengerjakan sesuatu)
Sedia payung sebelum hujan
Siap sedia sebelum terjadi sesuatu yang kurang baik
Seperti air dalam kolam
Orang yang tenang tingkah lakunya
Seperti anak ayam kehilangan induknya
Terpecah belah karena kehilangan tumpuan harapan (atau pemimpinnya)
Seperti anjing berebut tulang
Orang tamak yang memperebutkan harta
Seperti ayam melihat musang
Ketakutan dan kehilangan akal
Orang yang rendah hati (cenderung pendiam), biasanya banyak pengetahuannya
Anjing menggonggong kafilah berlalu
Jalan terus, tidak mengindahkan rintangan
Ada rupa ada harga
Harga sesuatu barang itu menurut mutunya
Air beriak tanda tak dalam
Orang yang sombong (banyak omong tak berguna), biasanya ilmunya kurang
Bau busuk tak berbangkai
Fitnah (celaan) yang tidak benar
Alah bisa karena biasa
Segala kesulitan tidak akan terasa setelah terbiasa
Hancur badan dikandung tanah, budi baik terkenang juga
Budi baik itu tidak akan dilupakan orang
Api nan tak kunjung padam
Bersemangat terus menerus
Ayam bertelur, pantat kita yang sakit
Orang yang menderita karena orang lain memperoleh kesenangan/kebahagiaan
Ayam mati di atas padi
Menderita kekurangan di tempat yang makmur
Bagai menghitung bulu kambing
Pekerjaan yang sangat sulit atau sia-sia
Belum beranak sudah ditimang
Sudah bersenang-senang sebelum tercapai maksudnya
Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian
Bersusah payah dahulu, kemudian baru bersenang-senang
Besar pasak daripada tiang
Pengeluarannya (belanjanya) lebih besar dibandingkan pemasukannya (pendapatannya).
Buang air keruh ambil air jernih
Memulai kehidupan baru
Di luar bagai madu, di dalam bagai empedu
Kelihatannya baik, tetapi sebenarnya jahat
Diam dalam seribu bahasa
Diam sama sekali
Gajah mati meninggalkan gading
Orang baik meninggalkan nama baik
Garam di laut, asam di gunung, bertemu dalam belanga
Laki-laki dan perempuan kalau jodoh bertemu juga akhirnya
Hitam bagai pantat belanga
Keburukan tabiat seseorang
Kebanyakan halilintar kurang hujan
Banyak cakap kurang hasilnya
Makan hati berulam jantung
Menderita karena perbuatan orang yang sangat dekat dengannya
Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih
Nasib buruk tak dapat dihindari, demikian pula nasib baik tak dapat dicari-cari
Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri
Tidak dapat menerima ajaran/omongan yang diberikan
Memikul di bahu menjunjung di kepala
Mengerjakan sesuatu sesuai aturan
Menepuk air di dulang
Menceritakan keburukan diri (keluarga)
Menerka ayam di dalam telor
Memastikan sesuatu yang mustahil ditentukan
Menghapus arang di muka
Menghapus malu
Mengukur baju di badan sendiri
Mengukur baik/buruk sesuai perasaan sendiri
Menjemur bangkai ke atas bukit
Memperlihatkan aib (cela) diri sendiri
Murah di mulut, mahal di timbangan
Banyak berjanji tetapi tidak menepatinya
Musuh jangan di ladang, selisih jangan dicari
Perselisihan jangan dicari-cari
Nasi sudah menjadi bubur
Sudah terlanjur
Rambut sama hitam, hati masing-masing
Setiap orang berlainan pendapat
Ringan sama dijinjing berat sama dipikul
Bersama-sama dalam susah dan duka (bergotong royong mengerjakan sesuatu)
Sedia payung sebelum hujan
Siap sedia sebelum terjadi sesuatu yang kurang baik
Seperti air dalam kolam
Orang yang tenang tingkah lakunya
Seperti anak ayam kehilangan induknya
Terpecah belah karena kehilangan tumpuan harapan (atau pemimpinnya)
Seperti anjing berebut tulang
Orang tamak yang memperebutkan harta
Seperti ayam melihat musang
Ketakutan dan kehilangan akal